1a. MANAJEMEN MUTU
Mutu merupakan suatu istilah yang tidak asing bagi setiap orang.Hampir pada setiap kehidupan yang dilakukan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung selalu terkait dengan kata-kata ini.Contoh yang paling sederhana adalah pada saat seseorang hendak membeli sesuatu barang yang diperlukan, maka hal yang pertama yang terpikir dalam pemikirannya adalah bahwa orang tersebut menginginkan barang yang bermutu.Tetapi pernahkah kita merenungkan apakah mutu itu sebenarnya?
Setiap orang akan memiliki pandangan yang berbeda tentang pengertian mutu. Barang yang mudah rusak biasanya disebut sebagai barang yang tidak bermutu, sementara barang yang dapat bertahan lama disebut sebagai barang yang memiliki mutu baik.Pandangan ini merupakan pandangan umum yang berlaku dalam masyarakat. Pandangan seseorang tentang mutu biasanya dikaitkan dengan : harga yang tinggi, dan merek dagang. Mutu secara umum didefinisikan sebagai : sifat, karakteristik, properti, tingkat kesempurnaan dari suatu produk (barang maupun jasa).
Sementara itu berdasarkan Standar Internasional ISO 8402 yang sudah diadopsi menjadi SNI 19-8402-1996 Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu, Kosa Kata, Mutu didefinisikan sebagai : "keseluruhan gambaran dan karakteristik suatu produk atau jasa yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang dinyatakan secara langsung atau tersurat maupun secara tidak langsung atau yang tersirat".
Dari definisi di atas, maka produk (baik barang maupun jasa) yang bermutu adalah produk yang dapat memenuhi kebutuhan atau persyaratan, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Selanjutnya juga dapat dilihat bahwa banyak faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap mutu, yang dapat diringkaskan, di antaranya adalah :
a. Sesuai dengan kebutuhan pemakai.
b. Harga produk (berkaitan dengan nilai uang yang dikeluarkan).
c. Waktu penyerahan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dari pelanggan.
d. Waktu pakai (daya tahan berdasarkan lamanya waktu pemakaian).
e. Kehandalan
f. Kemudahan pemeliharaan
Sumber :
http://www.sinartani.com/olahanpasar/pengenalan-manajemen-mutu-dalam-penerapan-jaminan-mutu-berlabelkan-tanda-sni-1256529491.htm
1b. Manajemen Mutu
Manajemen mutu adalah fenomena mutakhir. Kebudayaan maju yang mendukung seni dan kerajinan membolehkan pembeli memilih barang dengan standar mutu yang lebih tinggi dibandingkan dengan barang normal. Dalam masyarakat dimana seni dan kerajinan dihargai, salah satu tugas dari sang empu adalah mengepalai bengkel, serta melatih dan mengawasi pegawai dan pemagang. Sang empu menetapkan standar, menilai pekerjaan pegawai dan memerintahkan pengerjaan ulang ataupun perbaaikan yang diperlukan. Pekerjaan secara kerajinan memiliki keterbatasan yaitu hanya mampu menghasilkan sedikit produk, namun dipihak lain memiliki keunggulan yaitu setiap produk dapat dibuat secara berbeda sesuai dengan keinginan pemesan. Pendekatan pekerjaan kerajinan terhadap mutu merupakan masukan utama saat pembentukan awal manajemen mutu sebagai bagian dari ilmu manajemen.
Revolusi industri mengganti pendekatan pekerjaan kerajinan dengan produksi masal dan pekerjaan berulang yang bertujuan untuk menghasilkan barang yang sama dalam jumlah yang besar. Penggagas awal di Amerika Serikat terhadap pendekatan ini adalah Eli Whitney, saat dia menganjurkan pembuatan komponen senapan, yang memiliki sifat mampu-tukar, sehingga dapat membentuk lini perakitan senapan. Penggagas selanjutnya adalah Frederick Winslow Taylor, seorang insinyur mekanik yang mengupayakan perbaikan efisiensi industrial. Dia sering disebut sebagai "bapak manajemen ilmiah," Dia merintis gagasan Pergerakan Efisiensi (Efficiency Movement) yang kemudian menjadi bagian dari dasar-dasar manajemen mutu, termasuk aspek standardisasi dan praktik perbaikan. Henry Ford juga merupakan tokoh penting yang menerapkan praktik manajemen mutu dalam lini perakitan mobil Ford. Di Jerman, Karl Friedrich Benz, yang sering disebut sebagai penemu kendaraan bermotor, mencoba praktik produksi secara perakitan, walaupun produksi masal sepenuhnya baru dilaksanakan oleh Volkswagen setelah perang dunia kedua. Sejak periode ini, maka selanjutnya perusahaan di Eropa dan Amerika Serikat berfokus kepada produksi dengan biaya yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi.
Sumber: http:///id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_mutu
1c. MANAJEMEN MUTU
Definisi manajemen mutu ialah Suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan factor produksi yang dimiliki
Sumber: http:///elqorni.wordpress.com/2008/04/24/manajemen-mutu/
2a. SERVQUAL
SERVQUAL adalah suatu kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas jasa. Cara ini mulai dikembangkan pada tahun 1980-an oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry, dan telah digunakan dalam mengukur berbagai kualitas jasa. Dengan kuesioner ini, kita bisa mengetahui seberapa besar celah (gap) yang ada di antara persepsi pelanggan dan ekspektasi pelanggan terhadap suatu perusahaan jasa. Kuesioner SERVQUAL dapat diubah-ubah (disesuaikan) agar cocok dengan industri jasa yang berbeda-beda pula (misalnya bank, restoran, atau perusahaan telekomunikasi). Skala SERVQUAL meliputi lima dimensi kualitas jasa yaitu: 1. Tangibles 2. Reliability 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Empathy Setiap dimensi memiliki beberapa pertanyaan dan dijawab dalam rentang nilai 1 sampai 7, di mana angka 1 mewakili perasaan sangat tidak setuju (strongly disagree) dan angka 7 mewakili perasaan sangat setuju (strongly agree), dengan total pertanyaan sebanyak 22.
Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Servqual
2b. SERVQUAL
SERVQUAL adalah instrumen survei yang didasarkan pada penelitian yang luas dilakukan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry. Instrumen ini juga terbukti dan diakui secara luas. Instrumen dapat memungkinkan organisasi untuk:
• mengidentifikasi dan memahami di mana kesenjangan layanan ada di dalam
organisasi dan antara organisasi dan pelanggannya
• mengutamakan mereka yang kesenjangan dalam hal dampak relatif terhadap
kualitas pelayanan
• mengidentifikasi alasan adanya kesenjangan yang mengembangkan program
kegiatan untuk menutup kesenjangan tersebut
• menerapkan serangkaian proses yang tepat untuk terus meninjau dan
memperbaiki kualitas layanan pelanggan
Sumber : www.businnessadvantageuk.biz/SERVQUAL.htm
2c. SERVQUAL
SERVQUAL adalah konseptualisasi dari kualitas pelayanan yang mengukur kualitas layanan seperti yang dirasakan oleh pelanggan (karenanya Gap 5). Parasuraman et al. (1985) diterapkan ini label untuk kuesioner dikembangkan bersama dengan model mereka dan sekarang umum untuk model kita bahas sebelumnya untuk membawa nama yang sama.
Kuesioner SERVQUAL digunakan untuk membantu organisasi pelayanan yang lebih baik memahami harapan dan persepsi layanan pelanggan mereka dan itu operationalises dan tindakan kualitas layanan sepanjang lima dimensi.
• tangibles ¾ lingkungan fisik, penampilan karyawan dll
• reliability ¾ jika perusahaan telah terus janji
• responsiveness ¾ kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
• assurance ¾ kepercayaan dan keyakinan dalam perusahaan
• empathy ¾ kesediaan perusahaan untuk melampaui kebutuhan pelanggan.
Sumber : www.marcbowles.com
3a. ISO 9001
Merupakan standar internasional di bidang sistem manajemen mutu. Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya.
Generic Generic berarti standar yang sama dapat diterapkan pada berbagai organisasi, besar atau pun kecil, apapun product dan layanannya, dalam sembarang actifitas suatu sektor, dan apakah itu adalah perusahaan business, layanan public atau departemen pemerintahan.
Sistem manajemen mengacu pada apa yang organisasi lakukan untuk mengelola proses, atau aktivitas, sehingga produk atau jasa memenuhi tujuan yang telah ditetapkannya sendiri, seperti:
* Memenuhi persyaratan kualitas pelanggan,
* Sesuai dengan peraturan, atau
* tujuan lingkungan
Sumber : www.wikipedia.com
3b. ISO 9001
Iso 9001 adalah standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM). SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan anda dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.
Siapakah yang dapat menggunakan ISO 9001?
Setiap jenis organisasi dapat mengambil manfaat dari penerapan atas persyaratan-persyaratan ISO 9001 berdasarkan delapan prinsip-prinsip manajemen :
* organisasi yang berfokus pada pelanggan
* kepemimpinan
* keterlibatan orang
* pendekatan terhadap proses pendekatan yang sistematik pada manajemen
* pembuatan keputusan berdasarkan
* pendekatan nyata
* hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan
* peningkatan berkesinambungan
Apa sajakah manfaat-manfaat yang diperoleh dari pendaftaran ISO 9001?
* Kepuasan pelanggan – dengan penyampaian produk secara konsisten dalam
memenuhi persyaratanpersyaratan pelanggan
* Mengurangi biaya operasional – dengan peningkatan berkesinambungan pada
proses-proses dan hasil dari efisiensi operasional
* Peningkatan hubungan pada pemegang kepentingan – termasuk para staf,
pelanggan dan pemasok
* Persyaratan kepatuhan hukum – dengan pemahaman bagaimana persyaratan suatu
peraturan dan perundang-undangan tersebut mempunyai pengaruh tertentu pada
suatu organisasi dan para pelanggan anda
* Peningkatan terhadap pengendalian manajemen resiko – dengan konsistensi
secara terus-menerus dan adanya mampu telusur suatu produk dan pelayanan
* Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang dijalankan –
dibuktikan dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen pada standar
yang diakui
* Kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis – khususnya pemenuhan
spesifikasi-spesifikasi pengadaan yang membutuhkan sertifikasi sebagai suatu
persyaratan untuk melakukan suplai barang dan jasa
Bagaimanakah melakukan pendaftaran sertifikasi ISO 9001?
* Proses registrasi berikut dengan tiga langkah sederhana:
* Aplikasi permohonan pendaftaran dilakukan dengan melengkapi kuestioner SMM
* Asesmen terhadap ISO 9001 yang dilakukan oleh NQA – dimana suatu organisasi
haruslah dapat menunjukkan bahwa manajemen mutu yang dilakukannya telah
benar-benar berjalan secara minimal dalam jangka waktu tiga bulan sesuai
seluruh urutan (siklus) dari audit internal
* Permohonan pendaftaran disetujui oleh NQA, berikut tahapan selanjutnya harus
dilakukan oleh klien. Program tahunan kunjungan audit pengawasan (surveilans)
haruslah benar-benar dilaksanakan serta proses sertifikasi ulang setelah tiga
tahun masa berlakunya sertifikasi ISO 9001 tersebut.
Sumber : www.nqa.com/in/atozservices/article.asp
3c. ISO 9001:2000
Menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen mutu di mana organisasi
1 perlu untuk mendemonstrasikan kemampuannya untuk secara konsisten menyediakan
produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku, dan
2. bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang
efektif, termasuk proses perbaikan berkesinambungan dari sistem dan jaminan
kesesuaian dengan persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.
Semua persyaratan Standar ini generik dan dimaksudkan untuk dapat diterapkan pada semua organisasi, terlepas dari jenis, ukuran dan produk yang disediakan. Apabila terdapat persyaratan (s) dari standar ini tidak dapat diterapkan karena sifat organisasi dan produknya, ini dapat dipertimbangkan untuk pengecualian. Apabila ada pengecualian, klaim kesesuaian Standar ini tidak dapat diterima kecuali ini pengecualian terbatas pada persyaratan dalam pasal 7, dan pengecualian tersebut tidak mempengaruhi kemampuan organisasi, atau tanggung jawab, untuk menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan berlaku peraturan.
Sumber : www.iso.org/iso/catalogue_detail
No comments:
Post a Comment