Monday, March 21, 2011

TUGAS MANAJEMEN MUTU 2 (WINDY WULANSARI 224408058)

ISO 14001
ISO 14001 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang pada saat ini secara luas menggunakan SML di dunia, dengan lebih dari 6.000 sertifikasi di Inggris dan 111.000 sertifikasi di 138 negara seluruh dunia.
ISO 14001 adalah standar sistem manajemen utama yang mengkhususkan pada persyaratan bagi formulasi dan pemeliharaan dari SML. Tiga komitmen fundamental mendukung kebijakan lingkungan untuk pemenuhan persyaratan ISO 14001, termasuk :
• pencegahan polusi
• kesesuaian dengan undang-undang yang ada
• perbaikan berkesinambungan SML
Komitmen-komitmen tersebut memberikan panduan perbaikan kinerja lingkungan secara keseluruhan.
ISO 14001 dapat digunakan sebagai alat bantu; fokus terhadap pengendalian aspek lingkungan atau arah aktifitas produk dan pelayanan anda berkenaan dengan pengelolaan lingkungan; sebagai contoh, emisi udara, tanah, atau air. Organisasi wajib menjelaskan apakah yang mereka akan lakukan, mengikuti prosedur yang tersedia dan mendokumentasikan upaya-upaya mereka untuk mendemonstrasikan kesesuaian dan perbaikan. Anda diharapkan menyusun tujuan, sasaran dan menerapkan program untuk meningkatkan kinerja lingkungan anda yang mana pada akhirnya akan memberikan manfaat adanya peningkatan keuangan.
Organisasi perlu mengenali hukum yang berlaku, undangundang yang berkaitan dan persyaratan-persyaratan lainnya yang berkaitan. Hal-hal penting tersebut berkaitan untuk mengenali timbulnya peraturan pemerintah sehingga ukuran tingkat kepatuhan dapat diadopsi dan secara periodik dilakukan evaluasi untuk memastikan persyaratpersyaratan tersebut dipahami oleh para karyawan dan dapat diterapkan secara efektif.
Standar ISO 14001 disertai dengan ISO 14004, Sistem Manajemen Lingkungan – Panduan Umum terhadap prinsip-prinsip, system-sistem dan dukungan tehnis. Standar ini terdiri dari beberapa bagian, seperti penerapan, implementasi, pemeliharaan dan peningkatan dari Manajemen Sistem dan diskusi-diskusi mengenai penggunaan prinsip-prinsip yang berkaitan.
http://www.nqa.com/in/atozservices/article.asp?SECTION=274&ARTICLE=253
ISO 14000 manajemen lingkungan standar ada untuk membantu organisasi (a) meminimalkan bagaimana operasi mereka (proses dll) berpengaruh negatif terhadap lingkungan (yaitu menyebabkan perubahan negatif terhadap udara, air, atau tanah), (b) mematuhi undang-undang, peraturan, dan persyaratan lingkungan berorientasi lainnya, dan (c) terus meningkatkan di atas.
ISO 14000 adalah sama dengan ISO 9000 manajemen mutu di yang kedua berkaitan dengan proses bagaimana produk dihasilkan, daripada produk itu sendiri. Seperti dengan ISO 9000, sertifikasi dilakukan oleh organisasi pihak ketiga bukannya diberikan oleh ISO langsung. TheISO 19011 standar audit yang berlaku saat audit untuk kedua 9000 dan 14000 kepatuhan sekaligus.


ISO 14001 adalah bagian dari keluarga 16 standar internasional ISO 14000 dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan (Federal Fasilitas Laporan Dewan 1999). Standar tersebut bukan merupakan sistem manajemen lingkungan seperti itu dan karenanya tidak menentukan syarat mutlak kinerja lingkungan (National Academy Press 1999), tetapi berfungsi selain sebagai kerangka kerja untuk membantu organisasi dalam mengembangkan sistem manajemen lingkungan mereka sendiri (RMIT University). ISO 14001 dapat diintegrasikan dengan fungsi manajemen lainnya dan membantu perusahaan dalam memenuhi tujuan lingkungan dan ekonomi.
ISO 14001, seperti halnya dengan lain standar ISO 14000, bersifat sukarela (IISD 2010), dengan tujuan utama untuk membantu perusahaan dalam terus meningkatkan kinerja lingkungan mereka, sementara sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Organisasi bertanggung jawab untuk menetapkan sasaran mereka sendiri dan tolok ukur kinerja, dengan standar pelayanan untuk membantu mereka dalam tujuan pertemuan dan tujuan dan pemantauan berikutnya dan pengukuran ini (IISD 2010). Ini berarti bahwa dua organisasi yang memiliki ukuran yang sama sekali berbeda dan standar kinerja lingkungan, dapat keduanya memenuhi persyaratan ISO 14001 (Federal Fasilitas Laporan Dewan 1999).

Sumber : http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/ISO_14000&ei=Qf6CTdicA4rirAea_PXZCA&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum

ISO 14001 adalah standar internasional yang dikembangkan oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) melalui komite teknik khusus yang mewakili sekitar 150 negara di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk memungkinkan organisasi dari setiap jenis atau ukuran untuk mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan untuk melakukan pencegahan polusi, sesuai dengan persyaratan hukum dan lainnya, dan perbaikan berkelanjutan.. Realisasi komitmen ini akan menjadi sistem manajemen yang mengakui dan mengelola isu lingkungan primer melalui kesadaran dan penilaian terhadap persyaratan hukum yang berlaku, tujuan untuk perbaikan, tugas tanggung jawab, kompeten personel, komunikasi, prosedur, kontrol dan pemantauan, kemampuan tanggap darurat, koreksi dan penilaian diri, dan ulasan internal. Proses ini harus didasarkan pada siklus Plan-Do-Check-Ac
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.saiglobal.com/

KEPUASAAN PELANGGAN
Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistim penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur kepuasan pelanggan, tetapi makalah ini menguraikan satu cara sederhana yang telah digunakan di subsektor peternakan, perdasarkan penilaian petani terhadap dua isu penting yaitu: (1) tingkat kepentingan pelayanan yang diberikan, and (2) kinerja pemberi pelayanan didalam memberikan pelayanannya.
Makalah ini menggali suatu metodologi yang pernah digunakan untuk menjajagi tingkat kepuasan pelanggan (yaitu petani peternak) terhadap pelayanan yang diberikan terutama oleh petugas pemerintah. Metodologi yang dirancang ini juga dapat dipergunakan bagi sektor pertanian lainnya maupun sektor non-pertanian.
Oleh karena pendekatan partisipatif diperlukan didalam mengumpulkan data, maka sangat direkomendasikan agar enumerator yang akan mengumpulkan data dibekali terlebih dahulu dengan alat-alat PRA (Pemahaman Pedesaan secara Partisipatif).
http://triatmojo.wordpress.com/2006/09/24/mengukur-kepuasan-pelanggan
Kepuasaan pelanggan merupakan kiat pengembang dalam upaya untuk meningkatkan penjualan dan kemampuan untuk bersaing dengan kompetitornya. Implementasi manajemen kualitas total (TQM) dalam pelaksanaan pembangunan proyek real estat yang berfokus pada kepuasaan pelanggan, menjadikan pengembang akan mampu melakukan perbaikan maupun peningkatan kualitas secara berkelanjutan yang berdasar pada masukan tentang kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan. Optimalisasi desain yang mengacu pada masukan pelanggan merupakan pendekatan proses desain untuk mencapai kepuasan pelanggan external , yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi pengembang dan pelanggannya.

http://journal.um.ac.id/index.php/bangunan/article/view/2087

Bahwa kepuasan pelanggan akan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan dari perusahaan adalah hal yang diyakini keberannya. Terutama apabila kepuasan ternyata berhasil menciptakan pelanggan yang mau membayar dengan harga premium. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan kalau memiliki pelanggan yang tidak sensitif dengan harga yang masih menjadi pertanyaan besar bagi pelaku bisnis adalah bagaimana hubungan antara kepuasan dengan laba perusahaan? Apakan kedua faktor ini memiliki hubungan yang linear ataukan memiliki hubungan dalam bentuk kurva yang lain?
Selama 5 tahun terakhir ini, pertanyaan ini menjadi fokus dari banyak pakar dalam bidang kepuasan pelanggan. Dalam jurnal pemasaran paling top di dunia, yaitu Journal of Marketing, pada 2 edisi terbitan tahun 2005, berturut-turut mempublikasikan 2 buah studi mengenai hal ini.
Homburg, Koscahte & Hoyer (2005) membuat dua postulasi bahwa hubungan antara kepuasan pelanggan dan kesediaan pelanggan untuk membayar lebih adalah seperti huruf S atau S-terbalik. Hasilnya, ternyata lebih mendekati kurva S terbalik. Artinya, kurva di awal adalah konkaf, kemudian flat dan kemudian konvek. Dalam bahasa sederhana, dapat diterjemahkan bahwa bila tingkat kepuasan mulai meningkat dari titik dimana kepuasan masih rendah, maka kenaikan laba akan cukup cepat.
Kemudian, bila sudah memasuki tingkat kepuasan yang moderat, maka setiap kenaikan kepuasan pelanggan, tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Kemudian, pada tingkat yang cukup tinggi, yaitu pada saat kepuasan sudah mencapai di atas 75%, maka kenaikan kepuasan pelanggan akan membuat kenaikan laba yang cepat lagi.
Bila studi ini benar, pelaku bisnis haruslah jeli dalam menentukan strategi kepuasannya. Pada saat kepuasan pelanggan sudah mencapai moderat, resiko yang dihadapi akan besar. Menambah tingkat kepuasan sedikit, tidak banyak berpengaruh terhadap laba. Diperlukan lompatan kepuasan yang besar untuk mencapai kenaikan revenue dan laba yang besar. Tentunya, kenaikan kepuasan yang besar ini, haruslah didukung oleh investasi yang besar pula.
http://www.icsa-indo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=29:bentuk-kurva-kepuasaan-pelanggan&catid=1:han

STANDAR

Standar, atau lengkapnya standar teknis, adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula berupa suatu artefak atau perangkat formal lain yang digunakan untuk kalibrasi. Suatu standar primer biasanya berada dalam yurisdiksi suatu badan standardisasi nasional. Standar sekunder, tersier, cek, serta bahan standar biasanya digunakan sebagai rujukan dalam sistem metrologi. Suatu kebiasaan, konvensi, produk perusahaan, atau standar perusahaan yang telah diterima umum dan bersifat dominan sering disebut sebagai "standar de facto".
Suatu standar teknis dapat dikembangkan baik secara sendiri-sendiri atau unilateral, misalnya oleh suatu perusahaan, badan regulasi, militer, dll. Standar juga dapat dikembangkan oleh suatu kelompok seperti persekutuan atau asosiasi perdagangan. Badan standardisasi biasanya memiliki lebih banyak keragaman dan umumnya mengembangkan standar sukarela. Standar-standar ini dapat menjadi suatu keharusan jika diadopsi oleh suatu pemerintahan, kontrak bisnis, dll.
Proses standardisasi dapat melalui suatu pengumuman resmi atau dapat pula melibatkan konsensus formal dari pakar teknis.
Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.
http://www.dephut.go.id

Menurut Lawrence L. Bethel et.al standar adalah suatunkriteria yang penting atas ukuran, kualitas, penyelenggaraan, pelaksanaan, yang tebentuk oleh kebiasaaan, kesepakatan atau kewenwgan yang dipakai sebagai pedoman/pembakuan dalam memperbandingkan dalam jangka waktu tertentu.
http://nhoem2.wordpress.com/

“ Standar adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang dipakai sebagai pedoman/pembakuan dalam memperbandingkan dalam jangka waktu tertentu.
Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan. Salah satu contohnya adalah penetapan standar ukuran dan format kartu kredit, atau kartu-kartu “pintar” (smart) lainnya yang telah mengikuti standar internasional ISO dan dapat digunakan di berbagai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di seluruh dunia, dan banyak contoh-contoh lainnya. Dengan demikian standar internasional telah membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah, serta lebih meningkatkan keandalan dan kegunaan barang dan jasa.
http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/INFO_VI02/V_VI

No comments:

Post a Comment